Menerapkan Succession Planning
Succession planning adalah proses pengembangan karyawan untuk mempersiapkan mereka menggantikan posisi pemimpin, manajer, executive, atau posisi-posisi penting lainnya ketika karyawan sebelumnya pindah jabatan, meninggalkan perusahaan, dipecat, atau pensiun.
Succession planning sangat penting karena dibuat untuk mempersiapkan karyawan agar perusahaan tetap dapat berjalan tanpa interupsi dalam waktu yang lama ketika ada pergantian posisi karyawan.
Selain itu bagi karyawan sendiri, hal ini akan meningkatkan employee engagement karena selain mereka dilibatkan dalam program pengembangan karyawan, mereka juga merasa dihargai.
Membantu Anda dalam membangun strategi succession planning yang optimal, Mekari Talenta hadir dengan fitur baru Succession Plan.
Dengan fitur ini, Anda dapat membuat sebuah talent pool internal untuk menyiapkan karyawan-karyawan Anda menggantikan posisi-posisi penting di masa mendatang.
Talent pool ini dapat terintegrasi dengan sistem HRIS Mekari Talenta seperti Performance Management di mana Anda juga dapat memantau perkembangan karyawan. Jadi, Anda juga bisa melihat bagaimana kesiapan mereka memegang posisi kunci di masa mendatang.
Baca juga: Turnover Karyawan Jadi Masalah Menakutkan Perusahaan, Apa Solusinya?
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan First Year
Seperti namanya, untuk perhitungan first year ini cukup penting terutama bagi perusahaan yang baru saja berdiri. Karena, dari data tersebut akan mendapatkan sebuah presentase bagaimana kondisi tenaga kerjanya.
Apakah semua strategi di awal sudah cukup baik. Untuk tahun kedua terhadap para pegawainya. Menariknya, First year bisa membuat seluruh HR mengetahui seberapa lama seorang tenaga kerja akan bertahan. Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan sebagai berikut:
Pekerja yang keluar sebelum satu tahun : Tenaga keluar setelah satu tahun bekerja x 100
Rumus tersebut dapat dipahami dengan ilustrasi sebagai berikut. Sebuah Kantor mempunyai 10 orang keluar dalam tempo 7 bulan. Sementara, setelah satu tahun ternyata tidak ada. Maka bisa diketahui hasilnya 0.
Hasil tersebut cukup baik dan menjadi prestasi terbaik. Pengusaha harus mempertahankan angka ini. Dari sini, kemungkinan karyawan akan berhenti sangat kecil. Walau mereka sudah digoda dengan gaji besar.
Karena, HR paham benar bagaimana membuat mereka sulit untuk melakukan resign. kecuali sesuatu hal penting. Contohnya, harus ikut suami, atau mendapatkan pekerjaan menjadi pilot, masinis kereta api.
Serta lainnya yang memberikan kebanggaan. Hanya saja, pengusaha tetap tidak boleh jumawa agar nuansa hangat tersebut tetap terjaga. Jangan jadi, boomerang sehingga, nuansa menarik berubah seketika.
Begini Cara Menjadi HRD dan Skill yang Perlu Dimiliki
Menanam Budaya dan Lingkungan Kerja yang Ramah Teknologi
Berbicara teknologi berarti berbicara tentang kemudahan. Membudayakan teknologi pada organisasi perusahaan termasuk dalam rangka memenuhi kebutuhan karyawan. Misalnya menggunakan software HR untuk kebutuhan kelola karyawan atau menggunakan pekerjaan administrasi lainnya dengan bantuan teknologi.
Contohnya saja menyediakan laptop pribadi untuk kebutuhan kerja. Bayangkan jika suatu saat ada krisis lingkungan atau pandemik, Anda tidak perlu lagi kebingungan terkait work from home karena karyawan telah dibekali dengan laptop kantor.
Hal lainnya adalah terkait employee self-service atau layanan mandiri karyawan. Hal ini tentu dapat meningkatkan kenyamanan kerja karyawan karena dapat memenuhi segala kebutuhan secara mandiri misalnya cuti, work from home, atau absensi sekalipun.
Apa itu Employee Turnover?
Employee turnover merujuk pada jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan pada periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Yang termasuk dalam perhitungan yaitu mereka yang mengundurkan diri atau resign, yang diberhentikan secara sepihak oleh perusahaan atau kena lay off, terminasi, pensiun, transfer lokasi, atau bahkan juga kematian. Turnover berbeda dengan atrisi. Ketika menghitung atrisi, pengurangan SDM dan terminasi tidak dihitung. Perusahaan sering menghitung laju employee turnover mereka sebagai sarana untuk memprediksi dampaknya pada produktivitas, layanan konsumen, atau bahkan semangat kerja karyawan.
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan
Ilustrasinya seperti ini, ada 10 karyawan dimana 7 orang merupakan tenaga kompeten. Pada akhir kontrak, ternyata 6 orang memutuskan untuk resaign. Keadaan tersebut akhirnya berantai terus menerus.
Dengan begini, hampir setiap tahun mereka selalu mendapatkan karyawan baru dan harus mengulang dari awal lagi dan lagi. Kondisi tersebut kurang baik bagi perkembangan usaha. Karena, hanya jalan di tempat.
Kalau ada pergerakan tidak lebih dari 5% saja. Hal tersebut cukup merugikan apalagi, bila usaha tersebut sedang merintis dari awal. Rasanya untuk melangkah satu langkah saja membutuhkan waktu 1 tahun.
Sedangkan kompetitor sendiri, sudah bisa melaju tiga sampai lima langkah. Turnover karyawan tinggi menjadi pekerjaan rumah bagi HR, biasanya setelah ini mereka akan merayu beberapa pekerja dengan berbagai benefit.
Tingkat perputaran ini bukan hanya dipengaruhi oleh habis masa kontrak atau resaign saja. Melainkan pensiun sampai pemutusan hubungan pekerjaan karena, sebuah alasan. Juga menjadi catatan penting bagian HR.
Turnover Tidak Sukarela (Involuntary Turnover)
Ini terjadi ketika perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawan, biasanya karena alasan kinerja yang buruk, pelanggaran aturan, atau pengurangan jumlah karyawan (PHK).
Berapa Nilai Turnover Yang Ideal?
Banyak yang bertanya berapa nilai turnover karyawan yang ideal. Menurut ahli, turnover ideal memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung dari bidang perusahaan. Namun menurut Gallup, Perusahaan Konsultasi Manajemen Kinerja mengatakan bahwa nilai turnover yang ideal untuk perusahaan tidak lebih dari 10%.
Bagaimana jika perusahaan memiliki nilai turnover yang tinggi? Maka sebaiknya perusahaan perlu melakukan perbaikan dari dalam terlebih dahulu daripada melakukan recruitment sehingga mengurangi tingkat turnover karyawan.
Dengan memperbaiki manajemen dan lingkungan kerja, maka perusahaan bisa lebih berkualitas dan tentunya karyawan menjadi lebih nyaman untuk bekerja.
Menyusun Strategi Engagement Karyawan
Menyusun rencana strategi engagement adalah dengan membuat program yang prokaryawan. Misalnya membuat program kompensasi, program reward karyawan, insentif, memberikan program pelatihan skill karyawan dan juga fleksibilitas kerja terutama dalam memenuhi kebutuhan work-life balance karyawan.
Selain itu perusahaan juga harus menerapkan performance review. Hal itu berguna agar perusahaan dapat melakukan evaluasi dan juga menentukan langkah yang harus dijalankan untuk mengembangkan karyawan.
Perusahaan juga harus membuka diri dengan survei tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Sebisa mungkin lakukan setiap bulan.
Fakta Tingkat Turnover yang Tinggi
Tingkat turnover berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai obyektif bisnis dan merupakan kunci yang perlu diperhatikan para eksekutif. Alasan orang-orang berhenti bekerja bervariasi dan perusahaan tidak selalu bisa menghentikannya.
Salah satu pengendali atrisi adalah demografi: pengunduran diri generasi baby boomer meningkat drastis beberapa tahun belakangan. Sedangkan milenial juga tidak menetap pada pekerjaan mereka untuk waktu yang lama, jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Di antara para karyawan, mereka yang berusia 60-64 tahun sudah bekerja paling tidak 10 tahun di pekerjaan terakhir mereka.
Kemudian ada isu pasokan dan tuntutan. Untuk peran tertentu dan di area tertentu, jumlah karyawan dengan skill yang tepat tidak cukup untuk memenuhi lowongan yang dibuka. Misalnya saja sering kita melihat selama bertahun-tahun terjadi kekurangan tenaga medis profesional, ilmuwan dan matematikawan, ahli perdagangan, insinyur, dan ahli IT. Tentu banyak kekurangan ini akan terus berlanjut bahkan dengan laju pengangguran yang lebih tinggi dari laju normal.
Pada akhirnya, karyawan menginginkan hal lebih dari perusahaan tempat mereka bekerja ― tidak hanya uang. Bahkan generasi baby boomer mencari lebih dari gaji yang stabil dan menyatakan bahwa bekerja untuk perusahaan dengan misi yang bertujuan jelas adalah prioritas utama. Survei LinkedIn’s Talent Trends 2020 menunjukkan bahwa seseorang ingin bekerja untuk perusahaan dan dengan rekan yang menginspirasinya.
Tingkatkan Kenyamanan Kerja Karyawan Bersama Kantor Kita
Salah satu hal yang membuat karyawan betah di perusahaan adalah dengan perangkat kerja yang digunakan. Misalnya menggunakan aplikasi absensi online sehingga memudahkan karyawan dalam absen. Tidak perlu antri, pun menghindari terlambat karena harus antri satu mesin untuk banyak orang.
Bersama Kantor Kita, karyawan bisa melakukan absensi karyawan online, mengakses slip gaji online dan perusahaan bisa menerapkan ESS (Employee Self Service) jika dibutuhkan.
Tentunya hal ini akan meningkatkan kenyamanan kerja karyawan dan lebih modern. Sehingga karyawan lebih maju dan perusahaan memiliki lingkungan kerja yang lebih digital.
Daftar Kantor Kita sekarang, free trial 15 hari untuk mencoba semua fiturnya.